BLOGGER TEMPLATES AND Zwinky Layouts »

Friday, October 28, 2011


POCONG JUGA POCONG 
( PJP )



Detail Buku
 Judul                         : Pocong Juga Pocong
No ISBN                     : 6022200024
Penulis                      :  @Poconggg
Penerbit                    :  Bukune
Tanggal Terbit           : Juni 2011
Cetakan ke                :  Pertama
Penyunting                :  Anwar Syafrani
Proof Reader            :   Dewi Fita
Jumlah Halaman       :  142 Halaman
Jenis Cover              :  Soft Cover
Kategori                   :  Umum
Text                         :   Bahasa Indonesia
Lokasi  Stock           :  Gudang Buku Kita
Harga                      :   Rp 36.000,-
 

Aku tahu buku ini awalnya dari jejaring sosial TWITTER. Tiap detik, tiap menit, tiap jam yang dibahas PJP terus. Nah, penasaran dong  “apasih PJP????” ternyata PJP itu kepanjangan dari “POCONG JUGA POCONG” (judul buku tersebut). Buku ini ditulis oleh yang mengaku sebagai @poconggg (nama akun twitter) tolong ya di follow *hehe . Hebatnya si @poconggg paling laris di-follow oleh banyak orang tanpa ia menfollow satu orangpun. *tepuk tangan prok-prok 

Buku ini, Poconggg Juga Pocong menceritakan tentang kehidupan si pocong sebagai setan gagal sampai asal mula ia bisa beredar di  jejaring social twitter.  Sempat bingung sih “ kok pocong bisa loh menulis buku?? Kan tangannnya ada di dalam kain  #pikir “ tapi abaikanlah hanya membuang waktu saja memikirkan itu lebih baik melanjutkan membaca. 

“ Nama gue Poconggg. Gue adalah pocong. Buat kalian yang masih 
bingung, gue jelasin, ‘Poconggg’ adalah sebuah nama dan ‘Pocong’ adalah 
jenis spesies. ” 
“ Nah itu adalah pengenalan tentang identitas si Poconggg. Dan ia enggak bisa disebut dengan seorang, karena ia bukan orang, atau enggak bisa juga disebut dengan seekor pocong, karena ia bukan binatang. Maka dibuatlah sebutan seikat pocong. Karena memang begitulah adanya. Ia diikat dan melompat-lompat bukan berjalan. “  

 Buku tersebut terdiri atas 14 bab. Bahasanya nyeleneh dan alur ceritanya yang kocak. Di mana pada setiap babnya, si pembaca akan dibuat dari sekedar tersenyum kecil hingga ketawa parah separahnya orang ketawa lebar. #HA HA HA HA HA  
 Beberapa bab memang berisikan cerita yang sangat dekat dengan perilaku kita sehari-hari, terutama remaja seperti saya ini. Dan bab lainnya, yang membahas tentang kehebohan dan berita yang saat itu lagi happeningnya di twitter, dan beberapa hal yang ia bahas di blognya Poconggg.


Bab-bab : 

  Ø    Perjalanan Seikat Poconggg
Ø      Poconggg Juga Pocong
Ø      Cerita Horor Tidak Akan Pernah Seindah Ini, Kawan…
Ø      Cinta Sejenis
Ø      Puisi Cinta
Ø      First Date
Ø      Iklan
Ø      Pray For Aan
Ø      Analogi Cinta
Ø      Bencong
Ø      #Konsultaconggg
Ø      Sumpah Pocong
Ø      Poconggg Madness
Ø      Prediksi Poconggg

Poconggg yang sedang memulai kehidupannya sebagai pocong dan ia mempunyai teman bernama Ajwa yang sangat iseng dan jahil serta beberapa teman dari sesama makhluk angker lainnya semacam genderuwo. 
 Poconggg punya hati kok sama seperti saya. Dia juga mempunyai rasa takut seperti saya, kadang ia merasa minder terhadap keadaan dan kemampuan dirinya seperti saya juga. #heheheHal ini terbukti saat ia menjalankan tugas pertamanya sebagai pocong untuk menakut-nakuti warga komplek bertujuan untuk membuat pingsan warga komplek tetapi justru ia yang terbujur pingsan duluan. 
" Predikat sebagai pocong jantan tinggal sedikit lagi bisa gue raih. Setelah semua penjuru kompleks dijabanin, gue pun memutuskan untuk pulang. Awalnya sih gue santai-santai aja. Sewaktu masuk kompleks, gua ngga ngeliat tanda-tanda bakal nemuin kesulitan di daerah ini. Pas mau pulang, keadaannya berubah. Ternyata portal jalannya udah ditutup. 
"TERNYATA PORTAL JALANNYA UDAH DITUTUP !!!"
                                         “ Sengaja diulang biar makin tegang 
 Posisi portalnya kentang banget. Ngga tinggi, tapi juga ngga pendek-pendek amat. KALAU GUE LOMPATIN udah pasti ngga bakal nyampe. KALAU GUE GELIDING lewat bawah, lebih ngga mungkin lagi. Pocong dari lurah mana yang bisa bangun sendiri dari posisi rebahan? Ngga ada! Berdiri tanpa bantuan adalah hal yang mustahil buat pocong. KALAU PORTALNYA GUE ANGKAT.....ya, lo pikir aja sendiri... gimana caranya? Sumpah, gue panik.” 
 Di samping itu, Poconggg bisa jatuh cinta, terbukti ia mampu mengencani pocong cewek yang bernama Dea. Tetapi ternyata ia pun sering merasa galau juga. Saat galau, ia tumpahkan semua kegalauannya dalam puisi, dan tak jarang ia pun nyampah dengan nge-twit di twitter dan mengajak followers-nya untuk galau berjamaah.
 Contoh analogi cinta: 

“Cinta itu kayak kentut. Ditahan sakit, dikeluarin malu.” 

Penilaian Tentang  Buku Ini: 
 Jadi, buku ini sangat layak dibaca, ringan dan cocok sebagai bacaan hiburan.  Tata bahasanya yang gaul pun (sering dipakai) mudah dipahami sehingga membuat kita ikut larut dan turut dalam kejadian-kejadian yang diceritakan. Dan Kita akan menjadi terkikik geli, bukan karena celotehan dan sikap kekonyolan  si Poconggg, tapi lebih pada karena kita merasa sedang melihat diri kita sendiri yang seakan-akan Poconggg menyindir diri kita sendiri yang mempunyai tingkah laku seperti yang di ceritakan Poconggg. Tetapi dalam pemaparan narasi, tetaplah bahasa baku yang digunakan. 
 Nah, ini sangat cocok untuk yang sedang galau, bete dan stress buku ini paling ampuh menghilangkan penyakit tersebut karena dengan buku ini kalian bisa menghibur diri dan tertawa bersama dengan si Poconggg .  



Selamat Membaca dan Selamat Tertawa Ria Blogger




Thursday, October 13, 2011

M a l a m J u m a t


Mengapa ya MALAM JUMAT itu dikatakan oleh sebagian masyarakat MALAM HORROR atau MALAM YANG PENUH MISTIS ? ? ? ? ?


*aneh ya hanya hari kamis atau malam jumat saja yang dianggap hari paling menyeramkan dan hari yang paling ditakuti*


Ditambah lagi dengan adanya tayangan televisi yang selalu ditayangngkan pada malam jumat yang menayangkan sebuah acara yang  "menghadirkannya makhluk-makhluk sakral".  Menurut saya, acara seperti itu seru deh disamping karena alasan saya penasaran dan hanya untuk menjadi hiburan semata karena memang tidak ada acara yang menurut saya bagus *hehe

Tapi bukan berarti ya hari kamis atau malam jumat disebut hari horror atau malam horror, itu hanya pemikiran sebagian masyarakat saja 







    CARA MENILAI AUTORITAS

Apa yang harus dilakukan bila seseorang sedang menghadapi kenyataan bahwa pendapat berbagai autoritas itu berbeda? Yang dapat dilakukan adalah membandingkan autoritas itu, mengadakan evaluasi atas pendapat tersebut untuk menemukan suatu pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menilai suatu autoritas, penulis dapat memilih beberapa cara pokok sebagai berikut.

a.    Tidak Mengandung Prasangka

Tidak mengandung prasangka artinya pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya. Pengertian tidak mengandung prasangka yaitu autoritas tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data eksperimennya.
Untuk mengetahui apakah autoritas tidak memperoleh keuntungan pribadi dari pendapat atau kesimpulannya, penulis harus memperhatikan apakah autoritas mempunyai interes yang khusus; apakah dia berafiliasi dengan sebuah ideologi yang menyebabkan selalu condong kepada ideologi. Bila faktor itu mempengaruhi autoritas maka pendapatnya dianggap suatu pendapat yang objektif.

b.   Pengalaman dan Pendidikan Autoritas

Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.

c.    Kemashuran dan Prestise

Faktor ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain. Apakah ahli menyertakan pendapatnya dengan fakta yang menyakinkan.

d.   Koherensi dengan Kemajuan

Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu. Untuk memperlihatkkan bahwa penulis benar-benar siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan, jangan berdasarkan pada satu autoritas saja, maka hal itu memperlihatkan bahwa penulis kurang menyiapkan diri.

Sumber :  

 - Cara Menguji Fakta -

Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang

kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus
 
diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru

merupakan penilaian tingkat pertama untuk

mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu

adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis

harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu

dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga

benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan

diambil.

1. Konsistensi

2. Koherensi





a.    Konsistensi

Dasar pertama yang dipakai untuk menetapkan fakta mana yang akan dipakai sebagai evidensi adalah kekonsistenan. Sebuah argumentasi akan kuat dan mempunyai tenaga persuasif yang tinggi, kalau evidensi-evidensinya bersifat konsisten, tidak ada satu evidensi bertentangan atau melemahkan evidensi yang lain. Untuk membuktikan bahwa kita tidak sanggup secara ekonomis sehingga tidak dapat membayar kuliah sekaligus diajukan evidensi seperti: pekerjaan orang tua adalah buruh harian, berasal dari golongan rendah, pendidikan orang tua sekolah dasar tidak tamat dan sebagainya. Sementara itu juga ada evidensi lain yang mengatakan bahwa ada tujuh orang saudara yang bersekolah di perguruan tinggi swasta lain dan untuk ketujuh saudara yang lain itu orang tua telah mengeluarkan biaya yang sekian banyak sehingga untuk diri sendiri dapat dimintakan keringanan berupa pencicilan uang kuliah. Namun, biaya ketujuh saudara lain di perguruan tinggi swasta lain memungut biaya yang cukup mahal, sebenarnya memberi gambaran bahwa orang tuanya sanggup secara ekonomis untuk membiayai anaknya. Olehkarena itu, evidensi yang diajukan saling melemahkan. Bila evidensi itu bertentangan atau saling melemahkan, maka argumentasi itu tidak akan menyakinkan pembaca atau pendengar.

b.   Koherensi

Dasar kedua yang dapat dipakai untuk mengadakan penilaian fakta yang dapat digunakan sebagai evidensi adalah masalah  koherensi. Semua fakta yang akan digunakan sebagai evidensi harus koheren dengan pengalaman manusia atau sesuai dengan pandangan dan sikap yang berlaku. Bila penulis menginginkan agar sesuatu hal dapat diterima, ia harus menyakinkan pembaca bahwa pembaca dapat menerima fakta dan jalan pikiran yang dikemukakan, maka secara konsekuen pula pembaca harus menerima hal lain yaitu konklusinya.
Dalam menerangkan atau mengargumentasikan sesuatu hal, maka ada baiknya kalau penulis mengacu pada hal yang sangat intim dalam kehidupan manusia, kemudian menuju kepada hal yang umum. Misalnya, dalam menerangkan bahaya atau akibat yang timbul dari utang-piutang negara yang setiap tahun bertambah, penulis dapat mulai dari pengalaman sendiri. Berapa lama seseorang dapat bertahan bila belanja setiap bulan selalu melebihi penghasilan, kecuali harus bekerja ekstra untuk menutup kekurangan itu dan masalah yang dihadapi negara sama. Akibat dari keduanya sama yaitu kehancuran, kecuali seperti dikatakan tadi kalau orang itu atau negara harus bekerja lebih giat untuk meningkatkan penghasilannya atau berusaha menekan biaya yang haruus dikeluarkan.

Sumber:




Autoritas Dalam 

Pengujian Data

Cara ketiga yang dapat digunakan untuk menguji fakta dalam usaha menyusun evidensi adalah meminta pendapat dari suatu autoritas, yakni pendapat dari seorang ahli atau mereka yang telah menyelidiki suatu fakta dengan cermat, memperhatikan semua kesaksian, menilai semua fakta kemudian memberikan pendapat mereka sesuai dengan keahlian mereka di bidang itu.

Nasehat seorang dokter tentang penyakit yang di derita seorang pasien akan ditaati oleh pasien tersebut karena dokter itu dianggap suatu autoritas untuk setiap penyakit.

Dengan demikian, autoritas dapat diartikan sebagai kesaksian ahli yang diberikan oleh seseorang, sebuah komisi, badan atau kelompok yang dianggap berwewenang.



Kesaksian Dalam Menguji Data "

Keharusan menguji data dan informasi tidak selalu harus dilakukan dengan observasi. Terkadang sangat sulit untuk mengharuskan seseorang mengadakan observasi terhadap obyek yang akan dibicarakan. Kesulitan terjadi karena waktu, tempat dan biaya yang harus dikeluarkan. Untuk mengatasi hal seperti ini, penulis atau pengarang dapat melakukan pengujian dengan meminta kesaksian atau keterangan dari orang lain yang telah mengalami sendiri atau menyelidiki sendiri persoalan tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui bahwa untuk memutuskan suatu perkara, hakim tidak perlu mengadakan penyelidikan sendiri tentang fakta-fakta dari perkara yang sedang diadili. Dia dapat memanggil orang lain yang telah mengalami sendiri peristiwa tersebut. Demikian halnya dengan semua pengarang atau penulis, untuk memperkuat evidensi mereka dapat menggunakan kesaksian orang lain yang telah mengalami sendiri peristiwa tersebut. Dia mencoba memancing sebuah fakta yang berada disekitar peristiwa itu. Yang dimaksudkan dengan kesaksian di sini, tidak hanya mencakup apa yang didengar langsung dari seseorang yang mengalami suatu peristiwa, tetapi juga diketahui melalui buku, dokumen dan sebagainya.



APAKAH OBSERVASI?????




Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung dalam konteks laboratoriurn (experimental) maupun konteks alamiah.


Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checkingin atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya.Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes.



TUJUAN OBSERVASI


Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan.
Observasi perlu dilakukan karena beberapa alasan, yaitu:

1. Memungkinan untuk mengukur banyak perilaku yang tidak dapat diukur dengan menggunakan alat ukur psikologis yang lain (alat tes). Hal ini banyak terjadi pada anak-anak.

2. Prosedur Testing Formal seringkali tidak ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana orang dewasa, sehingga sering observasi menjadi metode pengukur utama.

3. Observasi dirasakan lebih mudah daripada cara peugumpulan data yang lain. Pada anak-anak observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada orang dewasa. Sebab, orang dewasa akan memperlihatkan perilaku yang dibuat-buat bila merasa sedang diobservasi.

Tujuan observasi bagi seorang psikolog pada dasarnya adalah sebagai berikut :

1. Untuk keperluan asesmen awal dilakukan di luar ruang konseling, misalnya: ruang tunggu, halaman, kelas, ruang bermain.

2. Sebagai dasar/titik awal dari kemajuan klien. Dari beberapa kali pertemuan psikolog akan mengetahui kemajuan yang dicapai klien.

3. Bagi anak-anak, untuk mengetahui perkembangan anak-anak pada tahap tertentu.

4. Digunakan dalam memberi laporan pada orangtua, guru, dokter, dan lain-lain.

5. Sebagai informasi status anak/remaja di sekolah untuk keperluan bimbingan dan konseling.




TEKNIK OBSERVASI



Ada tiga jenis teknik pokok dalam observasi yang masing-masing umumnya cocok untuk keadaan-keadaan tertentu, yaitu:



1. Observasi Partisipan
Suatu observasi disebut observasi partisipan jika orang yang rnengadakan observasi (observer) turut ambil bagian dalam perikehidupan observer. Jenis teknik observasi partisipan umumnya digunakan orang untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Untuk menyelidiki satuan-satuan sosial yang besar seperti masyarakat suku bangsa karena pengamatan partisipatif memungkinkankan peneliti dapat berkomunikasi secara akrab dan leluasa dengan observer, sehingga memungkinkan untuk bertanya secara lebih rinci dan detail terhadap hal-hal yang akan diteliti.

Beberapa persoalan pokok yang perlu mendapat perhatian yang cukup dan seorang participant observer adalah sebagai berikut:



a. Metode Observasi
Persoalan tentang metode observasi sama sekali tidak dapat dilepaskan dari scope dan tujuan penelitian yang hendak diselenggarakan. Observer perlu memusatkan perhatiannya pada apa yang sudah diterangkan dalam pedoman observasi (observation guide) dan tidak terlalu insidental dalam observasi-observasinya.

b. Waktu dan Bentuk Pencatatan
Masalah kapan dan bagaimana mengadakan pencatatan adalah masalah yang penting dalam observasi partisipan. Sudah dapat dipastikan bahwa pencatatan dengan segera terhadap kejadian-kejadian dalam situasi interaksi merupakan hal yang terbaik.Pencatatan on the spot akan mencegah pemalsuan ingatan karena terbatasnya ingatan. Jika pencatatan on the spot tidak dapat dilakukan, sedangkan kelangsungan situasi cukup lama, maka perlu dijalankan pencatatan dengan kata-kata kunci. Akan tetapi pencatatan semacam ini pun harus dilakukan dengan cara-cara yang tidak menarik perhatian dan tidak menimbulkan kecurigaan. Pencatatan dapat dilakukan, misalnya pada kertas-kertas kecil atau pada kertas apa pun yang kelihatannya tidak berarti.

c. Intensi dan Ekstensi Partisipasi
Seacara garis besar, partisipasi tidaklah sama untuk semua penelitian dengan observasi partisipan ini. Peneliti dapat mengambil partisipasi hanya pada beberapa kegiatan sosial (partial participation), dan dapat juga pada semua kegiatan(full particiration). Dan, dalam tiap kegiatan itu penyelidik dapat turut serta sedalam-dalamnya (intensive participation) atau secara minimal (surface participation). Hal ini tergantung kepada situasi.Dalam observasi partisipan, observer berperan ganda yaitu sebagai pengamat sekaligus menjadi bagian dan yang diamati. Sedangkan dalam observasi nonpartisipan, observer hanya memerankan diri sebagai pengamat. Perhatian peneliti terfokus pada bagaimana mengamati, merekam, memotret, mempelajari, dan mencatat tingkah laku atau fenomena yang diteliti. Observasi nonpartisipan dapat bersifat tertutup, dalam arti tidak diketahui oleh subjek yang diteliti, ataupun terbuka yakni diketahui oleb subjek yang diteliti.

2. Observasi Sistematik
Observasi sistematik biasa disebut juga observasi berkerangka atau structured observation. Ciri pokok dari observasi ini adalah kerangka yang memuat faktor-faktor yang telah di atur kategorisasinya lebih dulu dan ciri-ciri khusus dari tiap-tiap faktor dalam kategori-kategori itu.

a. Materi Observasi
Isi dan luas situasi yang akan diobservasi dalarn observasi sistematik umumnya lebih terbatas. Sebagai alat untuk penelitian desicriptif, peneliti berlandaskan pada perumusan-perumusan yang lebih khusus. Wilayah atau scope observasinya sendiri dibatasi dengan tegas sesuai dengan tujuan dan penelitian, bukan situasi kehidupan masyarakat seperti pada observasi partisipan yang umumnya digunakan dalam penelitian eksploratif.Perumusan-perurnusan masalah yang hendak diselidikipun sudah dikhususkan, misalnya hubungan antara pengikut, kerjasama dan persaingan, prestasi be1aar, dan sebagainya. Dengan begitu kebebasan untuk memilih apa yang diselidiki sangat terbatas. Ini dijadikan ciri yang membedakan observasi sistematik dan observasi partisipan.

b. Cara-Cara Pencatatan
Persoalan-persoalan yang telah dirumuskan secara teliti memungkinkan jawaban-jawaban, respons, atau reaksi yang dapat dicatat secara teliti pula. Ketelitian yang tinggi pada prosedur observasi inilah yang memberikan kemungkinan pada penyelidik untuk mengadakan “kuantifikasi” terhadap hasil-hasil penyelidikannya. Jenis-jenis gejala atau tingkah laku tertentu yang timbul dapat dihitung dan ditabulasikan. Ini nanti akan sangat memudahkan pekerjaan analisis hasil.

3. Observasi Eksperimental
Observasi dapat dilakukan dalam lingkup alamiah/natural ataupun dalam lingkup experimental. Dalam observasi alamiah observer rnengamati kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan perilaku-perilaku observe dalam lingkup natural, yaitu kejadian, peristiwa, atau perilaku murni tanpa adanya usaha untuk menguntrol.Observasi eksperimental dipandang sebagai cara penyelidikan yang relatif murni, untuk menyeidiki pengaruh kondisi-kondisi tertentu terhadap tingkah laku manusia. Sebab faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkah laku observee telah dikontrol secermat-cermatnya, sehingga tinggal satu-dua faktor untuk diamati bagaimana pengaruhnya terhadap dimensi-dimensi tertentu terhadap tingkah laku.


Ciri-ciri penting dan observasi eksperimental adalah sebagai berikut : 
• Observer dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seseragam mungkin untuk semua observee.
• Situasi dibuat sedemikian rupa, untuk memungkinkan variasi timbulnya tingkah laku yang akan diamati oleh observee. 
• Situasi dibuat sedemikian rupa, sehingga observee tidak tahu maksud yang sebenannya dan observasi. 
• Observer, atau alat pencatat, membuat catatan-catatan dengan teliti mengenai cara-cara observee mengadakan aksi reaksi, bukan hanya jumlah aksi reaksi semata.

Sumber :  http://mastarmudi.blogspot.com/2010/07/pengertian-observasi.html


Cara menguji data

Data dan informasi yang digunakan

dalam

penalaran harus merupakan fakta. Oleh

karena itu perlu diadakan pengujian
 
melalui cara-cara tertentu sehingga

bahan-bahan yang merupakan fakta itu

siap digunakan sebagai evidensi.

Dibawah

ini beberapa cara yang dapat digunakan

untuk pengujian tersebut.

1. Observasi 2. Kesaksian 3. Autoritas

sumber :   http://iinnapisa.blogspot.com/2011/10/cara-menguji-data-fakta-dan-autoritas.html

Wednesday, October 12, 2011

* DAGING BEBEK *


Hemmmmmmmm, 
Terinspirasi dari ♥ Fajrin Ramadhan ♥ memberitahu lewat SMS kalau dia sedang makan di restoran bebek Cilegon . Langsung aku sharing kedalam blog aku.


WOOOOWWWWWW ! mendengar kata "bebek" aja aku tidak suka ih sama dia, entah mengapa ?? 
Apalagi yang sudah menjadi daging matang astaga ingin muntah rasanya. SAYA TIDAK DOYAN :'(
Hati-hati yaa untuk seseorang atau lebih yang ingin mengajak saya makan bersama dengan daging bebek dijamin saya tolak mentah-mentah hehe*


Pernah suatu kejadian, begini ceritanya . . . . . 


Pada saat temen aku ulang tahun, aku sedang ada dirumahnya. Sekaligus merayakan ulang tahunnya, lebih tepat party *gaulsedikit. Tepat makan pagi dirumahnya sudah tersedia masakan berbau bebek. OH GOD ! Dia menawarkan aku dan teman-teman yang lain untuk makan dan asal kalian tahu ya?? disaat yang lain sedang menyantap daging tersebut dengan lahapnya, aku hanya duduk menonton televisi sendirian sambil memandangi teman-temanku menyantap daging bebek itu .

Maaf yaa bebek :)


Padahal setelah aku googling, berikut ini kandungan yang ada pada daging bebek :



Daging bebek atau itik adalah salah satu daging yang kurang seberapa di minati oleh banyak orang. mungkin dengan alasan kurang variatifnya olahan makanan dari dagingbebek ataupun harga daging bebek yang relatif mahal dibanding daging ayam. kalau dibandingkan dengan daging ayam daging bebek lebih amis, keras, dan teksturnya lebih gelap. 


Kandungan Daging Bebek
  • kalori 129 (kal)
  • protein 20 (g)
  • lemak 5 (g)
  • besi 2 (mg)
  • vitamin B 100 (IU)

"fakta : vitamin B daging bebek jauh lebih banyak daripada daging ayam" 

Manfaat Daging Bebek

1. mengobati suara serak2. menghilangkan gas dalam perut3. meningkatkan kejantanan4. menggemukkan dan memperkuat badan5. membebaskan perasaan sakit berasal dari lemak6. Lemak bebek membersihkan dan mempercantik kulit.








Weeeeeeeeeeeeeeeeeeekssssssssssssssssss tetap anti ah sama Daging Bebek (╥_╥)