Jakarta, Kompas - Aktivitas gadai menjelang Lebaran 2010 meningkat sekitar 20 persen dibandingkan dengan masa yang sama tahun lalu. Perum Pegadaian menyiapkan Rp 5,5 triliun untuk transaksi selama Agustus dan Rp 600 miliar hingga Rp 1 triliun di antaranya beredar di Jakarta.
Manajer Humas Kantor Pusat Perum Pegadaian Irianto, Senin (30/8), mengatakan, menjelang Lebaran tahun lalu, transaksi di Pegadaian berkisar Rp 4 triliun per bulan. Transaksi bulanan di Pegadaian tahun 2010 sebesar Rp 4 triliun-Rp 4,5 triliun.
”Agustus ini ada kenaikan transaksi dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” kata dia.
Kenaikan transaksi pada awal bulan puasa terjadi di cabang-cabang Pegadaian. Kenaikan transaksi di setiap kantor cabang bervariasi antara 10 dan 40 persen ketimbang bulan Juli.
Nasabah umumnya menggadaikan barang pada awal bulan puasa. Dari tren tahun-tahun sebelumnya, penebusan barang gadaian diperkirakan bakal ramai pada seminggu sebelum Lebaran. Aktivitas penggadaian barang akan ramai lagi dua minggu setelah Lebaran.
Di Jakarta, transaksi penggadaian barang relatif tersebar merata di cabang Pegadaian. Namun, ada beberapa cabang yang tergolong ramai transaksi, antara lain di cabang Kebayoran Baru, Senen, Salemba, Jatinegara, Tebet, Kelapa Gading, dan Bekasi. Transaksi penggadaian di Kebayoran Baru saja mencapai Rp 500 miliar per tahun.
Selain itu, cabang Pegadaian di pusat perbelanjaan juga diminati. Kantor cabang di pusat perbelanjaan itu mempunyai jadwal pelayanan yang menyesuaikan jam buka tempat perbelanjaan itu. Tidak jarang, kantor cabang di pusat perbelanjaan buka hingga malam.
Hingga kini, Perum Pegadaian mempunyai sekitar 4.700 cabang di Indonesia. Tahun 2009 jumlah nasabah yang mengakses Pegadaian lebih dari 19,8 juta orang.
Emas perhiasan
Di DKI Jakarta, 95 persen nasabah menggadaikan emas perhiasan karena nilai emas itu relatif stabil. Nasabah yang menggadaikan emas bisa mendapat uang tunai sampai 90 persen dari taksiran harga emas yang digadaikannya.
”Nilai emas jauh di atas taksiran harga barang elektronik atau kendaraan bermotor yang biasanya hanya antara 60 persen dan 70 persen dari nilai barang,” ujar Irianto.
Jika nasabah yang menggadaikan emas itu belum bisa melunasi nilai barang dalam waktu empat bulan, mereka tinggal membayar bunga dan dapat menambah waktu pelunasan hingga empat bulan lagi. Sementara untuk barang elektronik dan kendaraan bermotor harus ditaksir ulang karena nilai barang itu relatif terus merosot.
Penggadaian barang masih ramai diminati karena dana bisa dicairkan dalam waktu singkat. Irianto mengatakan, jika emas digadaikan, dana bisa dicairkan sekitar 15 menit.
Selain itu, faktor keamanan juga menjadi pertimbangan nasabah menggadaikan barang mereka. ”Jika barang yang digadaikan itu hilang, kami akan menanggungnya,” kata Irianto.
Titin (24), warga Johar Baru, mengaku menggadaikan gelang emas untuk mendapat uang sementara. ”THR dari kantor belum turun, sementara saya perlu belanja buat bikin kue. Jadi, saya menggadaikan dulu gelang ini. Nanti ditebus lagi kalau sudah gajian,” kata Titin.
Dia menggunakan jasa Pegadaian karena bisa mendapat uang tunai secara cepat.
Mira (32) memilih Pegadaian guna mendapatkan uang untuk ongkos pulang kampung. Selama ini, dia kerap menjadi nasabah Pegadaian jika ada kebutuhan uang mendesak.
”Nanti barang ditebus setelah Lebaran. Sekarang, saya perlu uang untuk mudik ke kampung,” kata warga Senen yang bakal pulang ke Semarang, Jawa tengah, itu. Mira menggadaikan kalung emasnya. (ART)
Sumber :
http://m.kompas.com/news/read/data/2010.08.31.03061829
Monday, February 14, 2011
Kasus Gadai
Posted by irniinai at 10:22 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment